Geo Famtrip Explore Geopark menuju Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen
Geo Famtrip Explore Geopark menuju Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kebumen mengikut kegiatan Geo Famtrip Explore Geopark menuju Geopark Karangsambung-Karangbolong Go Internasional (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) UNISCO. Kegiatan Geo Famtrip ini merupakan kegiatan perjalanan wisata untuk mengenalkan potensi-potensi wisata di Geopark Karangsambung-Karangbolong.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kebumen Martiyono, S.Pd.M.Pd, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen, penulis buku muatan lokal Geopark Karangsambung-Karangbolong jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jenjang Sekolah Dasar (SD), dan jenjang Sekolah Menengah Pertama, Komunitas Literasi Sekolah Kabupaten Kebumen (KLSKK) dan budayawan Sigit Asmodiwongso sebagai pemandu wisata.
Diharapkan dari kegiatan ini Disdikpora hadir dan mendukung Geopark Karangsambung-Karangbolong Go Internasional melalui sosialisasi pada pembelajaran sekolah dikurikulum merdeka belajar, masuk dalam silabus extrakurikuler, kegiatan semester, membuat pojok geopark, dan pengenalan ilmu alam Speleologi, yaitu ilmu yang mempelajari gua termasuk proses pembuatannya (speleogenesis).
Batuan purba di Goa Jatijajar Kecamatan Ayah memiliki panjang 5.6 kilometer, namun dibuka untuk wisata sepanjang 250 meter. Di Goa Jatijajar memiliki banyak sekali karst yaitu daerah yang terdiri atas batuan kapur berpori sehingga air dipermukaan tanah selalu merembes dan mengalir ke dalam tanah, sehingga di Goa Jatijajar memiliki sungai di dalam goa.
Batuan di Pantai Menganti Ayah di tempat wisata jembatan merah merupakan hasil dari magma gunung merapi purba yang usianya lebih muda sekitar 30 - 70 juta tahun yang lalu dibanding dengan batuan di Karangsambung yang lebih tua sekitar 130 juta tahun yang lalu. Di wilayah pantai Suwuk Kecamatan Puring sampai pesisir di Kabupaten Bantul DIY landai karena efek patahan bumi.